Aku menunggu sepanjang
Detik.. Menit.. Jam.. Menunggu kata-kata..
Yang aku ingin dengar dari kemarin..
Ketika Randy sedang menuju kampus, sesaat berhenti karena seorang wanita akan menyebrang jalan, tapi semakin diperhatikan wanita yang berjalan didepan mobilnya mirip dengan Armyca(cinta pertama Randy). Lalu Randy pun segera membelokkan mobilnya dan berusaha mengejar wanita yang mirip Armyca. Randy menghentikan langkahnya, karena kehilangan jejak wanita itu. Ditengah banyak orang yang berjalan di alun-alun kota, Randy menangis. “Tuhan tolong aku! Maafkan aku Armyca”
Suzy yang melihat Randy memasang muram segera mendekatinya.
“Apa kau sedang sakit sayang?” Suzy memegang kening Randy
“Tidak aku sedang ada urusan” ujar Randy meninggalkan Suzy ke dalam kampus
Suzy melihat Randy dengan heran , karena dia selalu bersikap seperti itu kepadanya. Dingin seperti es.
Tiba-tiba Deren menemui Raina ingin mengajak makan di luar. Tapi Deren tidak menemui Raina di ruangannya. Hingga Deren bertanya kesalah satu temannya. Kemudian pergi, tidak berapa lama setelah Deren pergi, Raina kembali ke ruangannya.
“Ra, kenapa ketua SENAT menemuinmu?” tanya Selia teman satu fakultas Raina
“Ketua SENAT???”
“Hello! Raina yang bener aja kamu gak kenal? Dia terkenal banget di kampus kita”
“ Memang siapa? Aku beneran gak tahu”
“Ketua SENAT Deren? Tahukan?”
“Deren?”
“Iya Ra!”
“Mana aku tahu mau apa, ya gak”
“Kalau anak-anak yang lain tahu. Kamu pasti udah jadi sasaran empuk fansnya. Selain pandai,kaya, ganteng lagi. Iya gak?”
“iya..iya” jawab Raina yang tak ingin mendengar celotehan Selia.
Hari ini Raina pulang awal dari kampus karena tugasnya sudah selesai. Sepulang dari kampus Deren melihat Raina keluar dari kampus. Ketika Deren mengejarnya sampai gerbang melihat Raina di ikuti seseorang . Sesekali Raina menyadari mungkin dia di ikuti tapi setelah menenggok ke belakang tidak ada orang. Ia merasa itu perasaannya saja. Tak berapa lama preman itu turun dari mobil dan berusaha ingin mengambil tas Raina. Deren yang melihat tersebut tak tinggal diam, mencoba melawan 3 preman yang mengepung Raina. Setelah Deren menjatuhkan 2 preman, Deren menggemggam tangan Raina dan mengajak Raina berlari. Mereka terus berlari tapi para preman tersebut masih mengejar mereka berdua. Namun para preman tersebut kehilangan jejak karena Raina dan Deren bersembunyi disebuah kios buah . Setelah aman Raina dan Deren keluar dari kios buah.
Deren tiba-tiba berkata “ Karena dirimu aku mengalami situasi yang tidak pernah aku bayangkan. Tapi ada gunanya berolahraga”
“Maafkan aku” jawab Raina
“Benarkah dia mengatakan itu padaku” dalam benak Deren
“Apakah ada tempat yang ingin kau datangi?” tanya Deren. Tapi Raina melamun memandangi Deren
“Aku tanya apakah ingin pergi ke suatu tempat?” ulang Deren
Lalu Raina tersenyum.
Hasilnya Deren mengajak Raina ke jembatan air. Tiba-tiba secara enggan Deren mengajak Raina kencan. Raina masi terus memandangi Deren, Raina masih tidak percaya. Ia merasa ini adalah hari yang paling menyenangkan.
“Disini kebayakan pengunjungnya keluarga. Dan kita merasa seperti sepasang kekasih” Tidak sadar Raina mengatakan hal tersebut dan membuat Deren senang.
“Tentu saja” jawab Deren yang senang
Deren memberikan sebuah hamburger pada Raina yang dibeli disekitar jembatan air. Raina berkata bahwa ia sangat lapar. Dan Deren memberikan sebuah minuman pada Raina.
“Jangan dilihat saja, cepatlah makan” Kata Deren
Raina berkata "Mengapa kau menolongku dan berlari bersamaku sedangkan kau sedang ada kuliah sore bukan?" Raina mencoba mencari tahu apa alasan Deren menyelamatkan Raina saat di jalan itu dan bukankah Deren sedang bersama rektor itu.
Pertanyaan ini membuat Deren binggung harus berkata apa “Karena .. karena” walaupun tidak menyelesaikan kalimatnya. Raina berterima kasih.
"Aku tidak pernah memiliki pengalaman yang menyusahkan dalam hidup. Tapi, saat kau datang membawa sesuatu hal yang berbeda untukku.” Dan Deren mendapatkan pelajaran dari hal itu.
“Jadi begitu ya. Aku senang karena kau. merubah pikiranku, aku kira aku sendirian tapi aku rasa tidak.” Raina kaget dengan kata-katanya sendiri, dengan kedatang Deren ia bisa melupakan kisah cinta pahitnya dulu.
Deren berkata “ Bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu?”. Karena sangat senang Raina memeluk lengan Deren.
Deren menghantarkan Raina sampai rumah. Deren merasa bahwa kata-kata Raina selalu sinis tapi senyumnya sedikit berbeda dari sebelumnya. Dan Deren merasa bahwa Raina mulai dekat dengannya.
Kau datang membawa sejuta asa dikala hati kecewa, Pertemuan yang membuatku langsung terpana, Dag dig dug terasa getar hebat didada, Seakan jadi pertanda adanya rasa, Saat memandang wajahmu di depan mata, Membuatku tak berkedip walau untuk sekejap saja..
Mencairkan kebekuan hati.. Kami bertemu setelah 4 tahun, Setiap kali saya sedih tanpa kata hanya air mata jatuh..
Tidak seperti biasanya Raina hari ini naik sepeda ke kampusnya, tanpa sengaja ia bertemu dengan Randy dan Randy menyapa Raina dengan sebutan Armyca, tapi Raina diam saja. Randy sangat penasaran tentang seseorang yang mirip Armyca itu, apakah orang itu benar-benar Armyca atau tidak.
“Armyca! Aku Randy”
“Maaf aku bukan Armyca”
“Tidak mungkin! Aku yakin kamu Armyca”
“Tatap aku!” Tiba-tiba Randy memeluk Raina dengan erat. Setelah beberapa saat Raina melepaskan diri. Tapi Raina sama sekali tidak menoleh ke arahnya dan berlari. “Kenapa dia harus muncul kembali?” Raina menangis. Suzy yang melihat semua kejadian itu pergi dan berjalan menambrak Deren.
“Zy! Kamu kenapa? Apa yang terjadi?”
“Aku gak apa-apa Ren”
“Tapi kamu menangis “
Akhirnya Suzy menceritakan semuanya kepada Deren. Sehingga membuat Deren marah dan pergi menemui Randy.
Waktu berlalu itu memberiku kerinduan sederhana, Aku bertanya kepada hatiku apakah kamu masih menyukaiku tanpa pikiran apa pun berharap kamu mengatakannya kembali.. saved it in out memories
“ Kau menasehatiku. Jangan pernah kau menyakit seorang wanita apalagi hingga menangis kenapa kau melakukannya” tegur Deren
“Kau tidak mengerti!” Jawab Randy yang marah
“ Apa yang kau lakukan tadi pagi!” Gertak Deren
“Itu bukan masalah sepele yang kau bisa ikut campur” ucap Randy
Lalu Deren spontan menghajar Randy. “Begini cara mu!” Komentar Randy. Lalu Deren melihat Randy yang frustasi dan matanya berlinang. Ia menunggu penjelasan Randy.
“Sebenarnya aku tidak pernah menyukai Suzy. Aku terpaksa menyukainya. Kejadian ini terjadi 4 tahun yang lalu.”
*flashback
Ayah Randy sedang berusaha keluar dari krisis ekonomi yang melanda perusahaannya. Beberapa sahabat yang di datangi ayah Randy tidak sanggup memberikan investasi besar untuk perusahaannya karena takut mengalami kerugian. Dan itu berdampak kepada kesehatan ayah Randy yang akhirnya berujung di ruang UGD, ayah tidak bisa membayangkan perusahaannya bangkrut setelah sekian lama ia bangun dari enol.Lalu ayah Suzy datang menjenguk untuk melihat keadaan ayah Randy. Setelah 30 menit kemudian Ayah Suzy keluar dari pintu UGD. Mendapati Randy yang sedang duduk di depan ruang UGD. Ayah Suzy mendekat dan duduk disamping Randy.
“Kamu sedih ayahmu sakit”
“Tentu saja paman”
“Kamu ingin membantunya?”
“Jika aku bisa membantu untuk ayahku pasti aku akan melakukannya”
“Jadilah tunangan anakku Suzy, maka ayahmu akan selamat”
Randy seketika tertegun. Dan menatap Ayah Suzy “Aku tidak bisa!”
“Katamu, kamu akan melakukan apa saja? Sama seperti paman. Karena paman hanya mempunyai 1 anak, paman berusaha melakukan apa saja agar melihat anak bahagia. Paman sudah cukup sedih melihat putri cantik paman kesakitan, akibat Suzy menderita leukimia seperti ibunya telah lama meninggal. Suzy sangat menyukai Randy. Jadi jika kamu menolak tawaran paman maka, harus siap menerima konsekuensinya” Gertak ayah Suzy yang melangkah pergi.
Randy berfikir sejenak tentang kerja keras ayah dan ibunya yang telah membangun perusahaan selama 23 tahun, lalu akan musnah seketika. Dan adiknya yang masih perlu biaya besar untuk sekolah, adiknya pun selama ini hidup mewah tanpa kurang suatu apapun jika perusahaan bangkrut mana sanggup mereka meninggalkan semua itu. “Saatnya aku berkorban, aku pasti baik-baik saja” Ujar Randy sendiri sambil meneteskan air mata. Lalu Randy berusaha mencegah ayah Suzy pergi dan menyatakan ia menerima tawaran itu. Dan ayah Suzy berkata “Aku akan segera memberikan investasi saham kepadamu”.
* back to the present!
“Randy kau sepupu yang berbakti kepada orang tua! Maaf aku tidak mengerti perasaanmu” Deren mengerutkan keningnya dan sedih mendengar cerita sepupunya.
“Aku bodoh sekali... Tadi pagi aku ingin meminta maaf karena aku telah menyakitinya. Dan aku tidak tahu Suzy melihatnya. Bagaikan makan buah simalakama. Itulah pribahasa yang menggambarkan aku sekarang Ren”
“Apakah yang kau buat salah paham kepadamu, dia Armyca? Yang dilihat Suzy? “
“ Iya. Armyca Raina!” Jawab Randy dengan menghela nafas. “Raina” ucap di benak Deren dan memandang Randy yang melintas dengan nanar.
Sementara gundah yang mengakar dihati mulai menghitam, melebihi kelamnya malam. Namun membendung membayang-bayang di atas kepalaku, Mendanau air mata ketika benih-benih sayang tertanam pada hati. Memimpi yang nyaris nyata terbuyar dalam waktu sesaat.
Mendengar semua itu Deren syok, dan mengirimkan pesan singkat kepada Raina. Dan Raina pun terlihat menunggu Deren di trotoar depan kampus. Raina menyapa Deren dengan gembira “ Hai! Aku disini” teriaknya. Raina yang meliat wajah Deren sedikit curiga. Selama meraka berjalan berdua mereka diam.
Lalu Deren berbicara”Pernahkah kamu kecewa?”
“Tentu saja semua orang pernah mengalaminya”
“Bagaimana perasaanmu?”
“Tentu saja membuat kita tidak bisa mempercayai siapapun”
“Benarkah?”
“Kamu kenapa Ren? Kau sakit”
“Sebenarnya aku ingin..”
“Iya apa?”
“Aku..”
“Aku apa Ren?”
“Aku belum tahu nama lengkap kamu?” dalam hati Deren berkata semoga bukan Raina yang sedang bersamanya.
“Owh aku kira . Armyca Raina. Kenapa Ren?” ucap dengan senyum Raina. Setelah itu Deren kecewa karena Armyca itu adalah Raina bersamanya.
“Tidak. Soalnya Raina di Kampus ada 2 orang takut salah sebut.”
“Tidak apa-apa kok.” Jawab Raina. Deren jadi diam dan melamun. “Hei! Deren kita sudah sampai rumahku. Aku masuk dulu ya. Hati-hati dijalan” sambil melambaikan tangan didepan wajah Deren
“Iya” senyum muram Deren. “Sebenarnya aku ingin bilang aku menyukaimu Raina” gumannya.
********************************************************************
Berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi Semakin aku dekat berada disisimu, rasa takut yang aku dapat But this love cannot be stopped..
“Good morning! Tante”Karena tidak ada jadwal kuliah Suzy pagi sekali sudah sampai rumah Randy.
“Good morning! Darling”
“Apa hari ini tidak ada jadwal kuliah Suzy? Pagi-pagi sekali sudah datang”
“Enggak ko tante, ini ada oleh-oleh dari ayah. Ayah kemarin baru pulang dari france!”
“Wah, apa ini? Harusnya gak usah repot-repot. Ayo masuk dulu, jangan langsung pulang. Randy baru jalan-jalan pagi paling bentar lagi pulang.” Ujar Mama Randy
“Iya tante. Makasih”
“Tunggu disini sebentar, tante mau ke dapur sebentar.”
“Memories of high school farewell. Dan sepucuk surat” Ucap Suzy sambil memegang buku yang terjatuh.Diruang tamu Suzy sedang asyik melihat koleksi buku Randy yang tertata rapi di rak samping sofa. Suzy mencoba mengambil buku di deratan rak paling atas, tapi tanpa sengaja ia menjatuhkan sebuah buku bersampul yang didalamnya terselempit sepucuk surat.
“ Lihat album apa amplop surat itu ya? Album dulu aja kali ya. “
“Foto ini pasti Deren, culun sekali waktu SMA. Randy kalau sedang makan permen belepotan gini rasanya ingin aku cubit pipinya. Kalau yang ini Deren, Randy, Mike, and Rendy. Semuanya lucu-lucu sekali. Kelihatannya dia lebih manis waktu SMA. Seseorang yang ceria, murah senyum dibandingkan sekarang cuek, dingin seperti es. Apa yang salah sayang? Oh ya, saatnya baca surat.”
“Jadi Armyca yang disebut-sebut dan di peluk Randy tempo lalu, dia Raina. Raina sahabatku bermain di club tennis bersama Selia. Lihat aku pasti akan membuatmu menderita” Ucap Suzy sendirian dengan mata yang berkaca-kaca.Akhirnya Suzy membuka amplop dan mengintip isinya. Surat di dalam amplop itu terlipat rapi. Ia menarik keluar surat dalam amplop tersebut. Entah mengapa tangan Suzy gemetar membuka lipatan surat. Tenyata dibalik lipatan surat itu terdapat dua buah foto berukuran 3R , foto Randy dan seseorang wanita. Dengan perasaan tidak pasti Suzy membaca kalimat-kalimat yang akan mengubah hidupnya selama-lamanya. Segalanya tidak lagi seperti semula. Surat itu meruapkan aroma masa lalu Randy. Suzy menarik nafas panjang setalah mengetahui semua isi surat tersebut dan siapa wanita yang duduk di dekap Randy dengan wajah bahagia itu. Suzy meneteskan air mata ia bersyukur telah mempunyai ayah yang begitu menyayanginya.
“Suzy pagi sekali sudah ada disini?” Kata Randy sambil menatap Suzy dengan anehSeketika Suzy bergegas merapikan buku yang ia jatuhkan ke rak. Dan berpura-pura seperti tidak terjadi apapun. Tiba-tiba Randy datang dan mengagetkan Suzy.
“Lho! Randy jangan begitu dengan Suzy. Sarapan sudah siap ayo makan dulu” Jawab mama Randy yang tiba-tiba datang.
“Suzy sarapan dulu disini nanti baru pulang? Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja jangan menatapku seperti itu” Ujar Randy karena merasa bersalah terhadap Suzy akibat kejadian tempo lalu
“Tidak sayang. Ayo kita segera sarapan saja kasihan mama sudah nunggu” Sahut Suzy
Ku tarik dan hembuskan nafas ini perlahan, saat renungi keadaan ...
hingga ingatan ini, membuat nafas yang ku tarik dan ku hembuskan ini pun semakin kencang..
Aku sempat bertanya, kenapa dalam siang yang ku laluipun harus seperti belati
Namun semua telah sirna tersihir oleh angin
“Apa kau sedang sibuk” ucap RainaHari ini semua mahasiswa fakultas kedokteran menghadiri acara konsorsium. Kebetulan Raina menjadi panitia konsumsi di acara konsorsium. Tanpa sengaja Deren dan Raina bertemu di depan hall tempat berlangsungnya acara konsorsium. Mereka berada di arah yang berlawanan tapi mengarah di satu arah yang sama. Dan dari belakang meraka Suzy dan Randy datang melihat kejadian tersebut.
“Iya. Jadi tolong jangan ganggu aku” jawab dingin Deren. Raina yang sudah 3 hari melihat Deren semakin menjauh darinya tanpa jelas alasannya membuatnya sedih.
“Kenapa kamu bisa disini? Kamu tidak ke hall? Ini minumlah sebotol air mineral, ini tidak terlalu buruk bukan dari coffe”10 menit kemudian sebelum acara di mulai, terlihat Deren yang duduk disamping pintu ruang konsumsi.
“Raina kamu seperti angin sihir yang telah menyihirku”
“Aku tidak mengerti” Jawab Raina sambil menatap Deren
“Kamu percaya tidak bahwa manusia bisa hidup tanpa oksigen?”
“Kamu bertanya aneh sekali. Tentu saja tidak bisa”
“Aku percaya tanpa oksigen aku akan baik-baik saja, tapi aku tidak bisa hidup tanpa kamu” Ucap Deren dengan serius
“Ah, kamu ini ada-ada saja. Sekarang sudah mau jadi raja gombal?” Jawab Raina sambil tertawa
“Dulu sebelum aku mengenalmu aku tidak akan merasa seperti ini, tapi jika kamu menghilang dariku sekarang aku tidak akan baik-baik saja” Kata Deren dengan tatapan serius kepada Raina. Lalu pergi menuju ke hall.
“Deren..” Ujar Raina dengan lirih melihat Deren melangkahkan kaki ke hall.
“Kamu hebat Raina, makanan disini enak sekali. Mungkin berkat kamu menjadi panitia konsumsinya kali ya”Dari awal hingga akhir acara konsorsium Raina hanya memandang wajah Deren yang menjadi pembawa acara. Setelah selesai acara konsorsium dilanjutkan dengan acara makan bersama. Saat makan bersama Raina, Deren, Randy, Suzy, Reno, dan Selia satu meja.
“Terima kasih Reno”
“Tunggu Raina”Seketika Suzy memberikan daging untuk Randy dan meminta Randy untuk mencobanya, Raina yang melihat kejadian itu menjadi agak kesal. Kebetulan Suzy tempat duduknya berada disamping kanan Raina, sehingga kesempatan tersebut di manfaatkan Suzy untuk mempermalukan Raina, dengan sengaja menyenggol siku Raina sehingga piring Raina terlempar ke baju Raina dan mengotori jas dokternya. Lalu teman-teman dokter lain yang melihat kejadian tersebut menertawakannya, itu membuat Raina semakin tidak betah berada di hall dan pergi keluar hall. Tiba-tiba Randy pun ikut menyusul Raina dan beralasan kepada Suzy” Aku mau ke toilet sebentar saja”. Suzy pun mengangguk dan melanjutkan makanannya.Deren langsung memegang keningnya, seolah percaya keributan yang terjadi. Randy berusaha mencari Raina keseluruh tempat akirnya ia menemukan Raina baru saja keluar dari toilet.
“Apa kamu juga ingin menertawakanku?”
“Bukan itu Raina”
“Sudah selesai bicaramu”jawab Raina berjalan meninggalkan Randy perlahan seperti orang linglung. Tiba-tiba langkah Raina terhenti. Randy menyanyikan sebuah lagu untuk Raina, dan ia masih berpijak di tempatnya.
“Even small pains make me teary, My heart cries out, When i pass by you, You are the whole world, i dream for only you, i hold my breath in front of you. Just like you and i aren’t meant to be, just like it’s merely a moment passing by, You pass by me so easily, Even if i can’t go up and take just a step. Why is it just my love that is slow? Why is it just my love that is hard? Even if i’m by your side.”
Karena terlalu lama Randy pergi membuat Suzy curiga dan ingin keluar mencarinya namun Reno dan Selia mencoba menahan Suzy untuk kembali duduk. Deren tiba-tiba keluar tanpa berpamitan kepada Selia,Suzy, dan Reno. Dari ke jauhan terlihat Deren yang memantau keadaan mereka. Raina yang mendengar lagu itu tertegun, karena setelah 4 tahun lamanya Randy masih mengingat lagu kenangan mereka.Walaupun Randy tak bisa mengungkapkan apa yang terjadi, lewat cara itulah ia mengutarankan perasaannya.
hanya sebuah kata yang membuatku
tak dapat berkata-kata..
tetaplah di sini
bersamaku, menyusuri sepi menelisik hati
“Maafkan aku Randy telah menghindarmu” Sahut Raina sambil melihat ke arah Randy
“Raina. Aku tidak mengerti mengapa kamu menyukai Deren. Bahkan setelah aku pergi ke Singapore dan bertemu kamu kembali di Singapore, aku hanya bisa memikirkan mu. Tapi ketika aku melihat kamu bersama Deren begitu mesra , apakah kamu tahu betapa terkejutnya aku? Apakah kamu benar-benar menyukai sepupuku? Ini bukan hanya kau ingin membuatku cemburukan?” tanya Randy panjang lebar. Deren mendengar semua itu.
“Maka tidak seharusnya kamu pergi dan menetap di Singapore bersamaku. Bagaimana kamu bisa pergi dari orang yang kamu suka selama bertahun-tahun? Kalau aku, aku tidak akan bisa pergi jauh dari Raina. Bagaimana bisa aku pergi ketika Raina ada di sini? Bagaimana mungkin aku pergi? Aku bahkan tidak bisa membayangkannya. Jika aku tidak melihat Raina bahkan untuk sehari aku merasa seperti sekarat. Aku benci hari Selasa, Sabtu, dan liburan, karena aku tidak bisa melihat Raina di kampus. Kamu ... Bisakah kamu tahu bagaimana rasanya?” Jawab Deren dengan mata yang berkaca-kaca
Lalu Randy kesal akibat Deren berkata demikian “Kamu kan tahu Ren! Kenapa aku begitu. Kenapa kau tega berbicara seperti itu” Randy yang menhantarkan pukulan kepada Deren
“Kau tahu, kau seharusnya tidak berkata seperti itu. Karena itu pilihan dirimu sendiri. Walaupun kamu sepupuku tapi kali ini aku tidak akan membantumu!” Teriak Deren dan balik menyerang Randy
“Stop it!” Teriak Raina sambil menangis. “Raina..” Ujar Randy . Lalu Deren pergi meninggalkan Raina dan Randy berdua.
Raina melihat Deren pergi lalu berkata ”Itu di sana” Randy bertanya apa.
“Alasan aku tidak bisa tidak tertarik pada Deren. Sebuah kekuatan di mana dia bisa mengutarakan perasaan sejelasnya, begitu ia menyadari kecemburuannya. Aku suka kekuatan yang dimiliki Deren” kata Raina menjelaskan.
“Raina..” Ucap Randy
“Jika kamu mencintaiku belajarlah menerima Suzy. Menurutnya kamu adalah seseorang yang paling dicintainya setelah ibu dan ayahnya. Memang yang kamu inginkan ialah seorang wanita yang jatuh cinta dengan pria yang terlebih dahulu jatuh cinta kepadanya. Tapi keadaan sudah berbeda, namun ada ungkapan sederhana mengandung kebenaran jika ingin bahagia cintailah sedikit, mengertilah banyak” Raina tersenyum dan pergi meninggalkan Randy.
“Apa yang kamu lakukan Suzy?” Sambil menatap SuzyRaina pun berlari bergegas mencari Deren tapi ia ingat bahwa tasnya tertinggal di ruang konsumsi, ia memutuskan mengambil tasnya baru bertemu dengan Deren. Tapi ketika Raina ingin membuka pintu, pintunya terkunci. Ternyata semua itu adalah ulah Suzy yang mengunci pintu dari luar, ia ingin dendam akibat kejadian tempo lalu. Randy yang tadinya juga ingin menemui Deren, mendapati Suzy yang telah mengunci pintu.
“Aku..” Jawab Suzy dengan lirih ketakutan
“Seharusnya kamu tak seperti ini, maafkan aku. Kamu harus tahu aku sangat sayang padamu, memang aku juga cinta Raina tapi itu dulu. Sekarang masa depanku kamu Suzy” Sahut Randy.
“Maaf” Teriak Raina sambil menangisLalu Suzy yang mendengar menangis dibahu Randy. Setelah Suzy tenang Randy coba menanyakan dimana kunci pintu tersebut. Ternyata sudah dibuang Suzy. Kemudian Randy mengajak Suzy untuk ke ruang konsumsi untuk mengeluar Raina dengan cara mendobrak pintu. Tapi ternyata Deren sudah menyelamatkan Raina duluan. Saat Deren bisa mendobrak pintu tersebut tiba-tiba Raina langsung menangis.
“Untuk apa?” jawab Deren yang kebinggungan
“Maaf untuk sekian kalinya” Sambil Raina menangis semakin keras
“hah! Kenapa kau seperti ini?”
“Kenapa aku seperti ini? Apa yang salah jika seperti ini? Kenapa kau membenciku?”
“Siapa yang bilang seperti itu? Dan kenapa aku harus membenciku. Lalu kenapa aku menjemputmu?” Teriak Deren
“Terima kasih..Terima kasih kau memberikanku kehidupan baru” Jawab Raina yang terus menangis
“Kenapa kamu menangis, itu membuatku merasa buruk. Maafkan aku”
“Kamu selalu menjemputku dan kamu selalu mempunyai sesuatu yang dikatakan untukku. Kenapa kamu selalu....” Kata Raina yang menangis
“Maafkan aku. Dan berhenti menangis. Aku orang yang buruk membuatmu menangis. Pukul aku jika membuatmu lega” Lalu Deren mengambil tangan kanan Raina dan memukulkannya kewajah Deren.
“Pukul aku sampai kau merasa baikan. Pukul aku yang kuat”
“Kamu kuat sekali. Dan sekarang tetaplah pukul aku” Tapi Raina menghentikan tangannya dan menatap Deren
Daren lalu memeluk Raina “jangan pergi dariku, Aku telah jatuh cinta padamu. Stay by my side, you are my special, you are my girl”
“Will you come to me softly? Will you smile looking at me? Hatiku panas, aku pikir sekitar 100 derajat “ Ungkap Raina sambil tertawa.
Dari kejauhan Suzy dan Randy berteriak. “Kalian melupakan kami” sahut Randy
“Raina maafin aku ya sudah ngunci kamu” kata Suzy
“Gak apa-apa kok Suzy. Aku sudah memaafkanmu” ucap Raina sambil tersenyum
When we two walked, Like a habit you made me walk on the left
'Because you're my girl I have to protect you! For me, you're the only one,
From time to time when I , fall asleep on your shoulders,
Without a word, you held me there
I can now say thanks,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar